Nyadran
merupakan tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Jawa secara turun temurun
menjelang bulan Ramadan. Tradisi ini merupakan hasil akulturasi budaya Jawa dan
Islam. Kata "Nyadran" berasal dari kata "Sraddha" yang
berarti keyakinan. Dalam kalender Jawa disebut juga sebagai bulan Ruwah,
sehingga acara Nyadran disebut juga sebagai acara Ruwah, tradisi budaya yang
telah dijaga selama ratusan tahun ini dilakukan dengan bersih-bersih makam para
orang tua atau leluhur, membuat dan membagikan makanan tradisional, serta
berdoa atau selamatan bersama masyarakat sekitar atau tetangga.
Pada
hari Sabtu, 26 Maret 2022 warga masyarakat Dukuh Brangkal Desa Kacangan
kecamatan Andong Kabupaten Boyolali mengadakan tradisi Nyadran yang bertempat
di Makam Setempat, acara Nyadran kali ini berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya, dimana kali ini masih dibatasi untuk pesertanya dan tetap
menerapkan protokol kesehatan, acara dihadiri oleh tokoh masayarakat, para
Kyai, Santri, Anak-anak, Pemuda dan Tamu undangan Serta warga masyarakat Dukuh
Brangkal dan sekitarnya.
Acara
dimulai pada hari jum'at sore tepatnya pukul 16.00 WIB para warga hadir dimakam
untuk melaksanakan ziarah kepada keluarga yang udah meninggalkannya, kemudian
pada malam hari tepatnya Ba'da isya' pukul 19.30 WIB dilaksanakan khotmil qur
an 30 juz dan Dzikir tahlil qubro dan dilanjutkan pagi hari Sabtu, 26 Maret
2022 prosesi pasadranan.
Melalui
acara tersebut, diharapkan rasa kekeluargaan dan kerukunan dalam masyarakat
dapat semakin meningkat. Masyarakat di wilayah Dukuh Brangkal dan sekitarnya
pun berharap supaya acara Nyadran ini dapat terus dilestarikan.
0 comments:
Posting Komentar