Belajar bersama Masipin merupakan blogger yang berisikan tentang Pendidikan, Pertanian dan Dakwah.. Apabila ada kesesuaian dengan blog lain dan kesalahan upload kami mohon maaf.

Minggu, 03 April 2022

2.2.a.6. Refleksi Terbimbing - Pembelajaran Sosial dan Emosional

"Kita tidak belajar dari pengalaman, tetapi kita belajar dari refleksi terhadap pengalaman kita"

Pada setengah perjalanan ini, mari kita saatnya untuk berhenti sejenak untuk merayakan apa yang sudah dipelajari dan melakukan dalam proses bertumbuh sebagai CGP. Selain bertujuan untuk melihat kembali hal-hal positif dan menyenangkan, sesi ini juga memberikan kesempatan pada Anda untuk mengidentifikasikan hal-hal yang masih menjadi tantangan bagi Anda untuk peningkatan proses pembelajaran berikutnya.

Pada Refleksi Terbimbing - Pembelajaran Sosial dan Emosional ini, admin akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada modul 2.2.a.6, sebagai berikut:

Tugas Refleksi Terbimbing

Question #1

1

Response is required
Response is required

  • Pembelajaran Sosial-Emosional (PSE) adalah hal yang sangat penting. Pembelajaran ini berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya, juga untuk mengajarkan mereka menjadi orang yang berkarakter baik. Selaras dengan pemikiran Bapak Ki Hajar Dewantara,  Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis kesadaran penuh adalah upaya untuk  menciptakan ekosistem sekolah yang mendorong  bertumbuhnya budi pekerti, selain aspek intelektual. Lewat Pembelajaran Sosial dan Emosional, murid diajak untuk  menyadari, melihat, mendengarkan, merasakan, mengalami  berbagai pengalaman belajar yang dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.
  • Pembelajaran Sosial Emosional berdasarkan kerangka CASEL bertujuan untuk menumbuhakan Kompetensi Sosial Emosional, yaitu:  (1) memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri); (2) Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri); (3) Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial); (4) membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi); dan (5) Membuat keputusan yang bertanggung jawab.  (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab). 
  • Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan. Kesadaran penuh (mindfulness) muncul saat seorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan, atau dalam situasi yang menghendaki perhatian yang penuh. Kesadaran penuh (mindfulness) dapat dilatih dan ditumbuhkan melalui berbagai kegiatan, salah satunya adalah latihan menyadari nafas. Latihan berkesadaran penuh (mindfulness) dapat membangun keterhubungan diri sendiri (self-awareness) dengan berbagai kompetensi emosi dan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, sebelum memberikan respon dalam sebuah situasi sosial yang menantang, kita berhenti, bernafas dengan sadar, mengamati pikiran, perasaan diri sendiri maupun orang lain, dan mengambil tindakan yang lebih responsif, bukan reaktif.
Question #2

2

Response is required
Response is required

  • Pembelajaran Sosial Emosional berdasarkan kerangka CASEL bertujuan untuk menumbuhakan Kompetensi Sosial Emosional, yaitu:  (1) memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri); (2) Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri); (3) Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial); (4) membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi); dan (5) Membuat keputusan yang bertanggung jawab.  (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).
  • Pembelajaran sosial dan emosional dapat diberikan dalam tiga ruang lingkup: (1) Rutin: pada saat kondisi yang sudah ditentukan di luar waktu belajar akademik,  (2) Terintegrasi dalam mata pelajaran: misalnya melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran, membuat diskusi kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah, dll; (3) Protokol menjadi budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu. Hal ini penting
Question #3

3

Response is required
Response is required

Saya ingin melakukan latihan berkesadaran penuh (mindfulness) dan konsisten menerapkan latihan mindfulness melalui  latihan menyadari nafas (mindful breathing) untuk diri sendiri agar dapat menjalankan peran dan tanggung jawab saya dengan bahagia dan optimal misalnya dengan melakukan hal-hal yang sudah biasa dilakukan seperti mengajak murid untuk berdoa sebelum memulai pelajaran, melakukan berbagai kegiatan literasi, belajar di luar kelas dan mencintai lingkungan alam, 


0 comments:

Posting Komentar

<<< P e n d i d i k a n >>> <<< P e r t a n i a n >>>