Belajar bersama Masipin merupakan blogger yang berisikan tentang Pendidikan, Pertanian dan Dakwah.. Apabila ada kesesuaian dengan blog lain dan kesalahan upload kami mohon maaf.

Selasa, 10 Mei 2022

3.2.a.4.2. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Pemimpin dalam Pembelajaran

FORUM DISKUSI EKSPLORASI KONSEP - PEMIMPIN DALAM PEMBELAJARAN



Studi Kasus 1

Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua.  Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong. 

Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan.  Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen.  Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan.  Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan.  Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp

Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK.  Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit. 


Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini?
Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah.


Jawaban Studi Kasus 1 :

Saya melihat kasus Ibu Lilin ini belum mencerminkan penggunaan pendekatan berbasis aset karena dari awal kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh ibu Lilin, ia terbiasa dengan aset siswa yang memiliki kecerdasan kognitif yang baik, disiplin  yang baik serta kemauan belajar dari diri yang sangat baik. Terbukti walapun jam kosong para siswa tetap aktif belajar, ketika bergulir PPDB lewat jalur zonasi ibu Lilin belum terbiasa menghadapi tantangan atau mengelola aset siswa yang kemungkinan bersifat heterogen dan ada dibawah rata rata sehingga bu Lilin memandang hal tersebut sebagai kelemahan siswanya.

Perubahan sistem penerimaan siswa baru membuat ibu Lilin kurang mampu menggunakan aset SDM Siswa yang heterogen, jika ditelisik lebih dalam dengan adanya siswa yang heterogen maka hal ini dapat melatih kemampuan ibu Lilin dalam mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas yang diampunya, selain itu penting pula pelaksanaan PSE (Pembelajaran  Sosial Emosianal) dilakukan oleh ibu Lilin agar ia dapat terhindar dari rasa marah, kecewa atau bahkan frustasi didalam menghadapi siswanya tersebut.

Jika saya sebagai kepala sekolah saya akan menasihatinya bahwa yang dilakukan ibu Lilin udah baik tetapi akan lebih baik jika menghadapi PPDB berbasis zonasi menggunakan pendekatan berbasis aset dan dalam pembelajaran menggunakan metode PSE (Pembelajaran  Sosial Emosianal ) dan memberikan pandangan sebab akibat yang akan ditimbulkan pada sekolah akibat ibu Lilin.


Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri.  Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur  mengikuti seleksi calon pengawas sekolah. 

Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.


Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur?
Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?


Jawaban Studi Kasus 2 :

Menurut Saya, Pak Pupur seharusnya dapat menerima dengan rasa syukur dengan menyanggupi kepercayaan dan harapan dari semua warga sekolah. Pak Pupur adalah sumber daya berkualitas yang menjadi asset terhadap perbaikan kehidupan pada komunitas. Dengan segala kekuatan dan kelebihan yang dimiliki Pak Pupur menjadi modal diri untuk bisa lulus menjadi pengawas sekolah.  Jika Pak  pupur Lulus banyak harapan kepadanya untuk memberikan perubahan positif terhadap ekosistem pendidikan di sekolah dan perbaikan terhadap mutu pendidikan.

Jika Saya sebagai kepala sekolah, saya tetap akan merekomendasikan pak Pupur sebagai pengawas sekolah karena berdasarkan pendekatan pengembangan komunitas yang kita miliki, apalagi SDM Pak Pupur sendiri sudah teruji bahkan rekan guru lainnya mendukung pengajuan pak Pupur sebagai calon pengawas sekolah. Namun melihat pak pupur yang menampakkan rasa sedihnya, berdasarkan modul terdahulu perlu diadakan coaching dengan tehnik tirta pada pak Pupr yang dilakukan kepala sekolah, selain itu tehnik pengambilan keputusan dengan prinsip dilemma dan 9 langkah juga mesti dilaksanakan untuk membantu kepala sekolah didalam mengahadapi persoalan tersebut.


0 comments:

Posting Komentar

<<< P e n d i d i k a n >>> <<< P e r t a n i a n >>>