Dzikir adalah ibadah yang dapat dilakukan kapan pun, dimana pun dan dalam kondisi apapun. Dzikir adalah amalan sederhana yang dapat dilakukan oleh siapapun baik dalam kondisi sempit maupun lapang. Dzikir membuat hati menjadi tenang dan semakin mendekatkan kepada sang Khaliq, Allah subhanahu wa ta’ala. Allah memerintahkan hambanya untuk banyak berdzikir. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS Al Ahzab: 41)
Keutamaan-keutamaan memperbanyak dzikir sangat banyak. Diantara keutamaan tersebut adalah:
Pertama, Allah selalu mengingat orang yang berdzikir
Jika seseorang selalu berdzikir dan ingat kepada Allah maka Allah pun akan selalu mengingatnya. Pengawasan dan pertolongan Allah akan senantiasa menyertainya. Allah berfirman,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu , dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni’mat)-Ku.” (QS Al Baqarah: 152)
Kedua, dzikir menghidupkan hati
Seseorang yang senantiasa ingat dan dzikir kepada Allah maka hatinya akan menjadi hidup. Hati yang hidup atau bersih akan membuat seseorang mudah mencintai dan melakukan amalan kebaikan. Oleh karenanya Rasulullah memberi perumpamaan orang yang berdzikir dan tidak berdzikir seperti orang yang hidup dan mati. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat Rabbnya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR Bukhari dan Muslim)
Ketiga, dzikir adalah inti dari ibadah dan syariat Islam seluruhnya
Kalau kita cermati sebenarnya inti dari ibadah kepada Allah adalah mengingat dan memuji Allah. Sholat, haji dan yang amalan yang lainnya intinya adalah dzikir. Diriwayatkan dari Abdullah bin Busr radhiallahu’anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Rasulullah: “Wahai, Rasulullah! Sesungguhnya syari’at Islam telah banyak bagiku, oleh karena itu, beritahulah aku sesuatu buat pegangan”. Beliau bersabda:
لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ
“Tidak hentinya lidahmu basah karena dzikir kepada Allah.” (HR Tirmidzi)
Keempat, dzikir adalah amalan sederhana tetapi pahalanya begitu besar
Dzikir dapat dilakukan kapan pun dan dalam kondisi apapun. Bentuk dan bacaan dzikir pun bermacam-macam, seseorang bisa menyesuaikan dengan kondisi dan kemampuannya. Dzikir dapat dengan kalimat syahadat (la ilaha illallah), istighfar, hamdallah (Alhamdulillah) atau yang lainnya. Banyak sekali dalil-dalil yang menyebutkan pahala tentang hal ini. Diantaranya, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَـانِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ
“Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan (hari Kiamat) dan disenangi oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.” (HR Bukhari dan Muslim).
Masih banyak lagi keutamaan dzikir yang lainnya, tetapi kiranya yang telah disebutkan diatas semoga cukup membuat kita untuk bersemangat memperbanyak dzikir kepada Allah. Mari kita teladani panutan kita, Nabi Muhammad. Beliau berdzikir kepada Allâh azza wa Jalla dalam setiap keadaannya. Aisyah radhiyallahu anha berkata :
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ اللهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ
“Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengingat Allâh dalam setiap keadaannya.” (HR Muslim)
0 comments:
Posting Komentar