Berikut
ini jawaban yang saya berikan dalam survei tersebut.
Studi Kasus: Anda adalah Kepala Sekolah yang baru diangkat
di SMP X. Wakil Kepala Sekolah Kurikulum mengatakan bahwa sekolah memerlukan
buku-buku pelajaran baru yang perlu didistribusikan dengan segera kepada
murid-murid. Hari itu, Anda diberitahu bahwa penerbit Y akan hadir untuk
presentasi buku-buku pelajaran untuk tahun ajaran baru. Wakasek Kurikulum Anda
mengatakan bahwa ini adalah kegiatan rutin sekolah untuk menyeleksi buku-buku
pelajaran murid kelas 1-6 menjelang tahun ajaran baru dimulai, dan para orang
tua pun sudah menunggu daftar buku-buku yang harus dibeli. Anda pun bertemu
dengan penerbit Y. Di akhir rapat, penerbit Y memberitahu Anda bahwa jika Anda memutuskan
memesan dari penerbitan mereka, maka seperti kepala sekolah sebelumnya, Anda
akan mendapatkan 'komisi'. Penerbit memberitahu Anda bahwa kegiatan seperti ini
sudah dilakukan setiap tahun oleh pimpinan sekolah Anda terdahulu. Penerbit Y
juga mengatakan bahwa kerja sama ini sudah lama terbina, dan mereka senantiasa
tepat waktu memberikan buku-buku pelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apa yang
akan Anda lakukan sebagai Kepala Sekolah? Suatu saat, pihak Yayasan/Manajemen
Sekolah memanggil Anda untuk mengetahui prosedur dan praktik pemesanan
buku-buku tahun ajaran baru di sekolah selama ini. Apa yang Anda katakan?
Dalam situasi ini menjadikan dilema
etika. Antara jujur dan kesetiaan dalam pekerjaan, kita harus menjunjung
keduanya pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat
sebelumnya. Pada kasus ini, ketika saya selaku Kepala
Sekolah dan sekolah memerlukan buku-buku pelajaran baru saya akan mengikuti
komitmen yang telah dibangun oleh kepela sekolah sebelumnya dan akan
menyampaikan/menceritakan jika dipanggil oleh pihak Yayasan/ Manajemen Sekolah
hal yang sebenarnya dari proses awal
sampai pemesanan buku, supaya tidak ada hal yang ditutup-tutupi dan berjalan
sesuai apa adanya
Apakah Anda pernah mengalami atau melihat suatu pengambilan keputusan serupa studi kasus yang ditanyakan di atas, di mana ada dua kepentingan saling berbenturan? Ceritakan bagaimana pengalaman Anda sendiri di sekolah asal Anda. Apa yang Anda lakukan pada waktu itu, mengapa?
Saya
pernah melihat dan terlibat dalam pengambilan keputusan seperti dalam studi
kasus di atas. Penerbit buku yang menawarkan buku-buku pelajaran di sekolah
memberikan komisi sebesar 30% dari penjualan buku. Dengan pertimbangan kepala
sekolah, komisi ini diterima dan digunakan sebagai dana beasiswa bagi siswa
miskin. Meskipun melanggar prinsip kebenaran, tetapi komisi yang diberikan
tidak ada yang dinikmati secara pribadi oleh guru.
Pernahkah Anda setelah mengambil suatu
keputusan, bertanya pada diri sendiri, "Apakah keputusan yang Anda ambil
adalah keputusan yang tepat?" "Apakah seharusnya saya mengambil
keputusan yang lain?" Kira-kira apa yang membuat Anda mempunyai pemikiran
seperti itu?
Dalam pengambilan keputusan, saya seringkali
bertanya pada diri sendiri apakah keputusan yang saya ambil telah tepat? Ini
terjadi karena adanya beberapa kepentingan yang saling bertentangan dalam
pengambilan keputusan tersebut. Kadangkala dalam mengambil keputusan, lebih
mengutamakan kebaikan daripada kebenaran, lebih mengutamakan kebermanfaatan
nagi orang banyak, sehingga ada yang dikorbankan.
Pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin Anda tanyakan pada sesi
Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran ini? Apa yang selama ini
menjadi tantangan bagi Anda dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran?
Bagaimana cara mengambil keputusan di tengah
dilema yang dihadapi? Mana yang lebih dipilih, kebenaran atau kebaikan?
Harapan-harapan apa saja yang Anda inginkan dengan mengikuti modul 3. 1-Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran? Apa yang ingin Anda capai setelah belajar tentang modul 3. 1 ini?
Saya berharap, setelah mempelajari modul ini bisa menjadi
pengambil keputusan yang berbasis pemimpin pembelajaran. Saya ingin dapat
melakukan praktik keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran,
dapat mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang dihadapi oleh
dirinya sendiri maupun orang lain, mampu bersikap reflektif, kritis,
kreatif, dan terbuka, dapat memilih dan memahami 3 prinsip yang dapat dilakukan
untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan, dapat menerapkan 9
langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema
pengambilan keputusan; CGP bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses
tersebut.
0 comments:
Posting Komentar