Belajar bersama Masipin merupakan blogger yang berisikan tentang Pendidikan, Pertanian dan Dakwah.. Apabila ada kesesuaian dengan blog lain dan kesalahan upload kami mohon maaf.

Minggu, 10 April 2022

3.1.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan



Bapak dan Ibu CGP,

Dalam proses pengambilan keputusan, selain mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keterampilan yang telah Bapak Ibu pelajari pada modul-modul sebelumnya akan sangat membantu misalnya keterampilan coaching, karena keterampilan ini membekali seorang guru untuk menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

Selain keterampilan coaching, untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi  kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Hal-hal tersebut telah Bapak dan Ibu dapatkan di modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional.

Sekarang, mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus yang Anda pilih pada penugasan mandiri di pembelajaran 2.3 sebelumnya:


Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

Nilai-nilai yang bertentangan

1. JIka saya menolak menaikkan  nilai berarti saya tidak patuh dan taat pada kepala sekolah. Padahal kepala sekolah adalah pelaku utama dalam memainkan peranan penting di sekolah. Kepala sekolah merupakan the key person dalam mencapai keberhasilan otonomi sekolah yang diberi tanggung jawab dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber dana untuk kepentingan keberhasilan pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah. Adapun dalam hal administrator kepala sekolah sangat menentukan baik dalam hal perencanaan dan pengesahan segala macam bentuk administrasi sekolah. Sedangkan dalam hal supervisor kepala sekolah sangat menentukan segala arah kebijakan yang berkaitan dengan supervisi di sekolah.

2. Jika saya setuju untuk menaikkan nilai, maka saya telah melanggar asas dan prinsip penilaian dalam pembelajaran.  Setidaknya ada 4 prinsip dalam penilaian yaitu sahih, objektif, adil, dan terpadu. Jika saya setuju menaikan nilai, berarti saya tidah mematuhi prinsip yang pertama, yakni kesahihan. Agar sahih (valid), penilaian harus dilakukan berdasar pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.



Langkah 2: Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini 

Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu. Pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya membedakan bukanlah pertanyaan apakah ini dilema saya atau bukan. Karena dalam hubungannya dengan permasalahan moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.


Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut?

  1. 1.      Ibu Rosdiana sebagai Kepala Sekolah yang baru bertugas di SMA Karakter Mulia
  2. 2.      Saya sebagai guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Karakter Mulia
  3. 3.      Guru di SMA Karakter Mulia
  4. 4.      Siswa di SMA Karakter Mulia


Langkah 3: Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini 

Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya.  Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian seseorang akan tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini adalah analisis terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu yang akan datang.


Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut?

1.      Ibu Rosdiana adalah kepala sekolah yang baru bertugas

2.      Guru-guru sudah menyetorkan nilai kepada kepala sekolah, 4 hari sebelum pembagian raport semester 1

3.      Kepala sekolah berterimakasih karena guru-guru telah bekerja keras dalam mengajar dan mengumpulkan nilai raport tepat waktu

4.      Kepala sekolah mengatakan bahwa secara umum nilai raport yang diberikan terlalu rendah dan tidak mencukupi untuk mendukung murid masuk PTN melalui jalur nilai raport

5.      Kepala sekolah memiliki target untuk membuat 25% murid diterima di PTN lewat jalur nilai raport

6.       Untuk itu, nilai raport murid harus dibuat bagus sejak kelas X dan menunjukkan grafik peningkatan

7.       Ibu Rosdiana meminta untuk manaikkan nilai murid-murid sebesar 10 poin demi masa depan murid dan demi nama baik sekolah

8.      Saya sudah mengajar di sekolah ini 5 tahun dan sudah memiliki bukti penilaian yang lengkap, akurat, serta dapat dipertanggungjawabkan


Langkah 4: Pengujian benar atau salah 

1.      Uji Legal
Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral.

2.      Uji Regulasi/Standar Profesional
Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus  melindungi sumber beritanya,  seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.

3.      Uji Intuisi
Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini  mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini.  Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar. 

4.      Uji Halaman  Depan Koran
Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi dilema etika. 

5.      Uji Panutan/Idola 
Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda. 

Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: 

·         Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam. 

·         Uji halaman  depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir. 

·         Uji Panutan/Idola  berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain. 

Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil risiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral.


Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.

1.      Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji lega)

2.      Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)

3.      Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)

4.      Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?

5.      Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

1.      Ya, ada aspek pelanggaran hukum yakni menaikkan nilai sehingga tidak sesuai dengan prinsip dan asas penilaian (Uji Legal)

2.      Ya, ada pelanggaran kode etik profesi guru dimana guru melanggar prisip kesahihan dalam penilaian (Uji regulasi)

3.      Ya, ada yang salah, saya merasa tidak jujur pada diri sendiri dan pada siswa, dan nilai yang tinggi (di luar ekspektasi siswa) kemunginan membuat mereka menjadi takabur

4.      Jika keputusan penolakan saya untuk menaikkan nilai di publikasikan, saya akan biasa saja, karena saya sudah memiliki bukti penilaian yang lengkap, akurat dan saya dapat mempertanggungjawabkannya

5.      Idola saya sepertinya akan mengambil keputusan yang sama dengan saya. 

Langkah 5: Pengujian Paradigma Benar lawan Benar 

Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi ini?

Individu lawan masyarakat (individual vs community)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 
Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term) 

Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan hanya mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.


Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?

Kebenaran lawan kesetiaan

Kebenarannya adalah sebagai guru saya harus memberikan penilaian sesuai dengan prinsip dan asas penilaian, sesuai dengan bukti-bukti yang ada

Kesetiaannya adalah sebagai seorang guru, saya haruslah hormat dan setia kepada kepala sekolah yang merupakan pucuk pimpinan di sekolah

Langkah 6: Melakukan Prinsip Resolusi 

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?

·         Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

·         Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

·         Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)


Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai?

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Langkah 7: Investigasi Opsi Trilema 

Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.


Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Ada, diadakan pengayaan dan remidial untuk meningkat nilai.

Langkah 8: Buat Keputusan

Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.


Apa keputusan yang akan Anda ambil?

1. Memberikan Pengayaan dan Remidial kepada siswa.

2. Memberikan masukan kepada Kepala Sekolah bahwa untuk memberikan nilai untuk masuk ke PTN dilakukan Sejak awal Pelajaran melalui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Langkah 9: Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.


Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

1. Mengadakan pengayaan dan remidial : memang membutuhkan tambahan waktu tetapi kita menyalahi peraturan

2. KKM Sejak awal : Guru harus memaksimalkan target KKM harus terpenuhi 

0 comments:

Posting Komentar

<<< P e n d i d i k a n >>> <<< P e r t a n i a n >>>