CHANGE AND REPAIR LEARNING
Segala
sesuatu sudah ditetapkan, kita hanya berkewajiban ikhtiar semaksimal mungkin,
ini value yang saya rasakan saat mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP).
Berawal dari mendengar program PGP yang diluncurkan oleh Kemendikbud-ristek
sangat manarik dan menantang sehingga menyentuh hati saya tergerak mengikuti
program tersebut, mencari informasi kesana kesini karena saat tanya teman satu
sekolah tidak ada yang tahu tentang program ini. Setelah mendapat informasi
dari media sosial, saya buka SIM PKB membuat saya down karena waktu tinggal
satu hari. Malam saya langsung isi biodata dan esai yang ada di SIM PKB, paginya
saya upload data pendukung sampai dengan dukungan pernyataan kepala sekolah hingga
bisa selesai.
Setelah
tahap 1 lolos saya semakin bersemangat untuk mengikuti tahap 2 yaitu praktik
mengajar dan wawancara, dan akhirnya saya dinyatakan lolos seleksi calon guru
penggerak Angkatan 4 tahun 2021. Saya bersyukur dan benar-benar ingin menjadi
bagian dari agen perubahan pendidikan diindonesia terutama di sekolah tempat
saya mengajar. Saya perpikir apakah saya mampu menuntun murid-murid yang sebagaian
besar dari desa dan dari keluarga miskin menjadi murid yang mampu menjadi
dirinya sendiri yang memiliki kemampuan pengetahuan tinggi dan bisa membuat
produk sendiri sesuai dengan jurusan yang diambil.
Proses
pendidikan guru penggerak mulai dilaksanakan, penasaran dan angan-angan saya
mulai pudar saat melihat realita apa yang diterapkan disekolah jauh berdeda
dengan apa yang ada modul PGP padahal apa yang saya terapkan disekolah merasa
sudah menunjukkan yang terbaik walaupun mereka harus mengikuti aturan yang saya
buat, merasa terkekang dengan aturan yang ada, mengikuti apa yang
diperintahkan. Dengan mengikuti PGP saya sadar betul bahwa apa yang saya
lakukan itu salah. Murid seharusnya diberlakukan dengan memerdekakan di sekolah, karena murid
sejatinya memiliki kodrat dan cita-cita yang berbeda-beda, oleh karena itu kita
harus bisa menuntun mereka untuk meraih apa yang mereka inginkan/cita-citakan.
Melalui
PGP, saya belajar menjadi guru yang mampu membuat suasana pembelajaran yang
asyik, menyenangkan dan berpihak pada murid melalui aksi nyata. Disinilah saya
harus mampu merubah dan merancang banyak model pembelajaran yang
berbeda-berbeda sehinga murid dapat merasakan dimana model yang terbaik bagi
murid untuk meningkatkan potensinya. Disamping itu CGP dituntut bisa
menggerakkan warga sekolah terumata rakan sejawat untuk ikut dalam perubahan
dan memperbaiki pembelajaran yang berpihak pada murid.
Gambar 11. Proses Pendampingan Individu CGP oleh PP di SMKS Darul Fikr.
Selama
proses PGP, saya merasa terbantu dengan kepedulian rekan CGP lain dan
pendampingan oleh Pengajar Praktik (PP). Kami saling memberi penguatan dan
motivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas dari fasilitator. Pendamping PP
memantau dan membimbing saya melalui pendampingan individu dan kegiatan
lokakarya. Saya merasa bermakna bagi rekan-rekan CGP lain saat kami membentuk
komunitas praktisi yuotuber pembelajaran, kami mengadakan pertemuan rutin
secara daring dan luring yang dihadiri oleh CGP dan PP sebagai bekal untuk kami
tularkan kepada rekan guru disekolah masing-masing. Terima kasih kepada
rekan-rakan CGP, PP, fasilitaror dan instruktur. Saya siap menjadi agen
perubahan pendidikan Indonesia melalui program PGP.
0 comments:
Posting Komentar