Mengeluh Hanya Akan Membuat Kita Tertekan
Banyak cara mudah dan sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mengembalikan kondisimu agar tak selalu merasa terpuruk.
Bersyukur akan senantiasa membawa kita pada jalan kemudahan
Tanpa dipungkiri, hidup tidak selalu berada selalu pada titik bahagia. Ada kalanya kamu akan merasakan kondisi di mana sedang terjatuh atau terpuruk. Namun, kondisi sedih seperti ini tidak patut kamu ratapi secara berlarut-larut.
Masa depan adalah milik mereka yang menyiapkan hari ini
Tentunya dengan menyiapkannya terlebih dahulu beberapa hal untuk menjemput masa depan yang telah kamu idam-idamkan tersebut.
Bila gagal, ya coba lagi! Sampai kapan? Sampai sukses!
Tak selamanya perjalanan itu mulus tanpa rintangan. Saat menjalani tantangan tersebut, dan kamu gagal, maka jangan menyerah. Kamu hanya butuh mencoba lagi, coba terus, dan terus sampai kamu sukses.
Ingin gembira harus menyukai kelelahan akibat bekerja
sebelum mencapai puncak kegembiraan yang seutuhnya, kamu perlu merasakan sakit atau kelelahan terlebih dahulu.
Jarak antara cita-cita dan kenyataan adalah aksi nyata
TERGERAK (Hati yang bersih dan ikhlaslah yang tersentuh), BERGERAK (Tak selamanya perjalanan itu mulus tanpa rintangan), MENGGERAKKAN (Badai rintangan pasti menghantui).
Minggu, 11 Desember 2022
Nilai PAIPB Kelas XI Semester 1
REKAP NILAI KELAS XI
Senin, 05 Desember 2022
Nilai Murni Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
NILAI MURNI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
PADA KEGIATAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL
TAHUN 2022 / 2023
Rabu, 23 November 2022
LATIHAN SOAL INFORMATIKA
SILAHKAN PELAJARI, LATIHAN DAN JAWAB DENGAN TEPAT SEBAGAI GAMBARAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER
LATIHAN SOAL PAS PAI KELAS XI
SILAHKAN PELAJARI, LATIHAN DAN JAWAB DENGAN TEPAT SEBAGAI GAMBARAN
PENILAIAN AKHIR SEMESTER
Senin, 21 November 2022
Kisi Kisi PAIPB Kelas XI
MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KELAS XI
Rabu, 31 Agustus 2022
Absen SHolat Dzuha
ABSEN SHOLAT SUNNAH DZUHA BAGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGGEDE
Jumat, 08 Juli 2022
Rabu, 29 Juni 2022
Aksi Nyata Merdeka Belajar
AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR
Untuk Belalajar
# Pemahaman gagasan dan prinsip pendidikan berdasarkan pemikiran KHD
# Pemahaman untuk memfasilitasi murid agar tumbuh sesuai dengan kodratnya.
# Penerapan pembelajaran yang memerdekakan murid
Silahkan buka Link dibawah ini.
Modul 1. Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik
Modul 2. Mendidik dan Mengajar
Modul 3. Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh
Modul 4. Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti
Modul 5. Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan
Setelah memperlajari modul tersebut mohon untuk mengisi umpan balik dibawah ini :
Modul 2
MODUL 2
Kita percaya bahwa sekolah dan pendidikan merupakan bekal untuk murid kita mengisi masa depan. Pertanyaannya, Apakah hal-hal yang Ibu/ Bapak lakukan setiap hari di ruang kelas bisa membantu murid mengisi masa depannya?
Pada modul ini kita akan bersama berefleksi mengenai praktik mengajar kita apakah sudah cukup menyiapkan murid di masa depan?
Referensi:
Ki Hadjar Dewantara - Ki Hadjar Dewantara (Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka). Cetakan ke 5: 2013.
Penerbit:
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa bekerja sama dengan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa 2013
Kita percaya bahwa sekolah dan pendidikan merupakan bekal untuk murid kita mengisi masa depan. Pertanyaannya, Apakah hal-hal yang Ibu/ Bapak lakukan setiap hari di ruang kelas bisa membantu murid mengisi masa depannya?
Pada modul ini kita akan bersama berefleksi mengenai praktik mengajar kita apakah sudah cukup menyiapkan murid di masa depan?
Referensi:
Ki Hadjar Dewantara - Ki Hadjar Dewantara (Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka). Cetakan ke 5: 2013.
Penerbit:
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa bekerja sama dengan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa 2013
Modul 1 dan Post Tes
MODUL 1
Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik
Apa
Peran Saya Sebagai Guru
Tidak
dipungkiri bahwa peran guru amatlah penting bagi perkembangan murid. Video ini
mengajak kita berefleksi bersama terkait peran sebagai guru selama ini.
Latihan
Pemahaman
Sebagai guru, tindakan yang perlu dilakukan adalah menyelaraskan peran guru yang
relevan dengan konteks murid dan zaman.
REFLEKSI
Menurut Anda, guru seperti apa Anda di mata murid-murid Anda?
Contoh: Di
mata murid, saya guru yang menyenangkan dan disiplin. Ada saat untuk serius dan
ada saat untuk berdiskusi dengan senang.
Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya
Murid
seringkali terinspirasi dari Ibu dan Bapak gurunya. Tentu sebagai guru, kita
ingin memberikan pengaruh-pengaruh yang baik di masa depan murid. Video ini
mengajak kita memproyeksikan menjadi guru seperti apa di masa depan?
Referensi:
Ki Hadjar Dewantara – Ki Hadjar Dewantara (Pemikiran, Konsepsi,
Keteladanan, Sikap Merdeka). Cetakan ke 5: 2013.
Penerbit:
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa bekerja sama dengan Majelis
Luhur Persatuan Taman Siswa 2013
Latihan
Pemahaman
Berikut ini hal-hal yang dilakukan guru untuk menginspirasi
muridnya, kecuali:
a. bertutur kata lembut kepada murid
b. mendengarkan pendapat murid
c. mempermalukan di depan murid lain
d. memotivasi untuk gemar dan senang belajar.
REFLEKSI
Jika Anda bisa kembali ke masa di mana Anda menjadi murid di
bangku sekolah, siapa guru yang ingin Anda belajar dengannya?
Contoh: Guru
Bahasa Inggris saya yang bernama Bu Resti; Bu Guru tersebut membuat saya
termotivasi belajar bahasa inggris karena meski berasal dari desa kami
ditantang untuk praktek berbicara dengan orang asing, dari bimbingannya pula
saya berhasil lolos masuk speech contest regio jawa-bali.
POST
TEST
Pada Modul 1 bagian 1 ini terdapat 10 soal post test. Berikut
soal dan jawabannya.
1. Berikut adalah salah satu contoh penerapan belajar merdeka
yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah
a. Mengajari murid-murid tentang kebudayaan
b. Guru membuatkan peraturan yang harus dipatuhi di dalam kelas.
c. Mempercayakan murid-murid untuk
bekerja dengan mandiri dan membimbingnya jika membutuhkan bantuan
d. Murid-murid harus mengikuti seluruh rangkaian kegiatan belajar yang sudah
dibuatkan oleh guru di sekolah.
2. Apa definisi manusia
merdeka menurut Ki Hajar Dewantara?
a. Manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan
sendiri, namun perlu dibantu oleh orang-orang di sekitarnya untuk menentukan
keputusan
b. Manusia yang
hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak
tergantung dengan orang lain
c. Manusia yang fokus dengan kekuatan yang
dimiliki sehingga dapat menjalankan kehidupannya dengan merdeka
d. Manusia yang berdiri sendiri tanpa
memperdulikan orang lain sehingga dapat mengambil keputusan sesuai dengan hati
dan pikiriannya sendiri.
3. Pendidik sejatinya menuntun tumbuh kodrat pada anak agar
dapat memperbaiki….
a. perilakunya
b. dasar hidupnya
c. kekuatan kodratnya
d. potensinya
4. Berikut ini langkah-langkah awal yang harus dilakukan oleh
seorang pendidik untuk menuntun murid-murid menjadi manusia yang merdeka, kecuali…
a. Memahami peran diri menjadi pendidik.
b. Menambah kapasitas diri sebagai
pendidik
c. Membuat perencanaan kegiatan belajar
d. Adaptif, relevan dengan tujuan belajar murid-murid.
5. Sebagai guru, apa saja pengalaman belajar yang perlu dimaknai
oleh murid?
a. Pengetahuan, keterampilan, dan
wawasan keilmuan serta pendidikan karakter
b. Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dan sikap untuk terus belajar.
c. Pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk terus belajar, serta mendampingi
murid untuk bisa memahami dan mencapai tujuan belajarnya
d. Keterampilan, wawasan pengetahuan, dan mengajarkan mereka bersosialisasi.
6. Untuk memberikan ilustrasi tentang pentingnya mendidik anak,
Ki Hajar Dewantara menyamakan seperti…
a. Mendidik keluarga
b. Mendidik masyarakat
c. Mendidik teman belajar
d. Mendidik guru.
7. Murid-murid kita saat ini adalah generasi digital native,
fasih berselancar di internet, mendapatkan pengetahuan bahkan mempelajari
keterampilan sesuai kebutuhan belajar mereka. Apa yang dimaksud generasi
digital native?
a. Generasi yang tumbuh di era transisi digital.
b. Generasi yang tumbuh sebelum perkembangan teknologi digital
c. Generasi yang lahir dan tumbuh
di dalam era digital.
d. Generasi yang menemukan teknologi digital
8. Dengan menjadi guru, apa yang kelak akan dibentuk dengan
menjadikan murid-murid sebagai bagian atau bahkan pemimpin masyarakat di masa
depan?
a. Kesenian
b. Kebudayaan
c. Adat istiadat
d. Keterampilan
9. Untuk menjadi guru yang dapat menghadapi perubahan zaman yang
dinamis, keterampilan apa yang perlu dimiliki seorang guru?
a. Inovatif
b. Efektif
c. Adaptif
d. Reflektif
10. Jika seorang guru ingin muridnya menjadi manusia yang
memiliki empati, maka ia perlu melakukan hal-hal berikut ini, kecuali …
a. memastikan muridnya selalu sukses
dalam proses belajarnya
b. memahami keberagaman sifat dan karakter murid-muridnya
c. membiasakan murid-muridnya untuk saling menerima kelebihan dan kekurangan
d. menempatkan dirinya sebagai rekan belajar setara sehingga timbul perasaan
saling memahami, menghargai dan membutuhkan.
Setelah mengerjakan post test modul 1 bagian 1 kita lanjut ke
modul 2
Selasa, 28 Juni 2022
Kamis, 23 Juni 2022
Senin, 20 Juni 2022
KEPEMIMPINAN SISWA
Menciptaan kepemimpinan siswa dengan self-understanding, self – awareness dan self-control.
Selasa, 14 Juni 2022
Selasa, 17 Mei 2022
3.2.a.5. Ruang Kolaborasi - Forum Kelompok
DISKUSI KELOMPOK
Selasa, 10 Mei 2022
3.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Pembelajaran
EKSPLORASI KONSEP - PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah.
- CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.
- CGP memahami pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD)
- CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya.
- CGP dapat mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya sekolahnya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran murid.
Pertanyaan Pemantik
Sebelum melakukan telaah materi, silakan Anda mempelajari terlebih dahulu pertanyaan pemantik berikut ini :
- Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya, maka faktor-faktor apa saja yang termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik?
- Bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah berperan?
- Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah sebagai pemimpin ekosistem sekolah?
- Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam mengelola sumber daya sekolah secara efektif dan efisien?
- Seberapa besar dampak sumber daya (fasilitas) yang sekolah miliki untuk memfasilitasi proses pembelajaran murid saat ini?. Jelaskan!
- Seberapa efektif sumber daya sekolah yang kita miliki dalam mendukung kualitas pembelajaran di sekolah?. Jelaskan!
- Adakah cara alternatif yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan sumber daya yang sudah ada demi meningkatkan kualitas pembelajaran murid?
- Sudahkah sekolah memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar? Bagaimana pemanfaatannya?
- Faktor Biotik meliputi : murid, guru, kepala sekolah, dan pengawas serta komite sekolah. Faktor abiotik meliputi : sarana prasarana dan keuangan.
- Kepala sekolah menjadi manajer yang aktif dan efektif dalam mengelola keberlangsungan sekolah.
- Kepala sekolah sebagai motivator, pengelola, manajer dan penumbuh karakter warga sekolah.
- Kepala sekolah Mampu memotivasi, mengelola, memanage, dan memahami karakter setiap warga sekolah.
- Dampak fasilitas yang dimiliki sekolah adalah untuk menunjang program pusat sumber belajar agar kegiatan berjalan efisien, meningkatkan perhatian dan interaksi sesuai kemampuan minat siswa.
- Ketersediaan sumber daya sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian tujuan sekolah. Sumber daya sekolah yang dimiliki akan mempermudah peserta didik untuk mendapatkan haknya dan dapat mendukung kualitas pembelajaran di sekolah.
- Dengan memaksimalkan keterlibatan masyarakat yang tinggi termasuk integritas dan komitmen.
- Sudah, sebagai sumber pengetahuan.
Sekolah Sebagai Ekosistem
Sebelum mempelajari tentang sekolah sebagai ekosistem silahkan menyimak tayangan Video Sekolah Sebagai ekosistem berikut.
Eksosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu.
JIka diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:
- Murid
- Kepala Sekolah
- Guru
- Staf/Tenaga Kependidikan
- Pengawas Sekolah
- Orang Tua
- Masyarakat sekitar sekolah
- Keuangan
- Sarana dan prasarana
Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thingking)
Sebelum mempelajari tentang Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thingking) silahkan menyimak tayangan Video berikut.
Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.
Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.
Perbedaan antara pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis aset dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Berbasis pada kekurangan/masalah/hambatan | Berbasis pada aset |
Fokus pada masalah dan isu | Fokus pada aset dan kekuatan |
Berkutat pada masalah utama | Membayangkan masa depan |
Mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan – selalu bertanya apa yang kurang? | Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut. |
Fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain | Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan) |
Merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah | Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan |
Mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek | Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan |
(Green & Haines, 2010)
Sejarah singkat pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development
Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya akan kita sebut dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) merupakan suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann, di mana keduanya adalah pendiri dari ABCD Institute di Northwestern University. ABCD dibangun dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang dimiliki oleh anggota komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan dukungan positif dari lembaga lokal untuk menciptakan kehidupan komunitas yang berkelanjutan (Kretzman, 2010).
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul sebagai kritik terhadap pendekatan konvensional atau tradisional yang menekankan pada masalah, kebutuhan, dan kekurangan yang ada pada suatu komunitas. Pendekatan tradisional tersebut menempatkan komunitas sebagai penerima bantuan, dengan demikian dapat menyebabkan anggota komunitas menjadi tidak berdaya, pasif, dan selalu merasa bergantung dengan pihak lain.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia. Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Dengan demikian pendekatan ini melihat komunitas sebagai pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai sekedar penerima bantuan. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini menurut Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas. Selama ini komunitas sibuk pada strategi mencari pemecahan pada masalah yang sedang dihadapi. Pendekatan PKBA merupakan pendekatan yang digerakkan oleh seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai community-driven development. Di dalam buku ‘Participant Manual of Mobilizing Assets for Community-driven Development’ (Cunningham, 2012) menuliskan perbedaannya dengan pendekatan yang dibantu oleh pihak luar. Penjelasan yang ada sebetulnya ditujukan untuk pengembangan masyarakat, namun tetap bisa kita implementasikan pada lingkungan sekolah karena sebetulnya adalah miniatur sebuah tatanan masyarakat di suatu daerah.
- Perubahan masyarakat yang signifikan karena warga lokal dalam masyarakat tersebut yang mengupayakan perubahan. Apabila kita aplikasikan ke lingkungan sekolah dan seluruh warga sekolah berupaya melakukan perubahan maka perubahan tersebut pasti akan terjadi.
- Warga masyarakat akan bertanggung jawab pada yang sudah mereka mulai. Dengan demikian setiap warga sekolah akan bertanggung jawab atas apa yang sudah dimulai.
- Membangun dan membina hubungan merupakan inti dari membangun masyarakat inklusif yang sehat. Membangun dan membina hubungan antar warga sekolah, seperti hubungan guru-guru, guru – kepala sekolah, guru – murid – guru, guru – staf sekolah – guru, staf sekolah – murid – staf sekolah, ataupun kepala sekolah – murid – kepala sekolah menjadi sangat penting untuk membangun sekolah yang sehat dan inklusif.
- Masyarakat tidak pernah dibangun dengan berfokus terus pada kekurangan, kebutuhan dan masalah. Masyarakat merespons secara kreatif ketika fokus pembangunan pada sumber daya- sumber yang tersedia, kapasitas yang dimiliki, kekuatan dan aspirasi yang ada. Sekolah harus dibangun dengan melihat pada kekuatan, potensi, dan tantangan, kita harus bisa fokus pada pembangunan sumber daya yang tersedia, kapasitas yang kita miliki, serta kekuatan dan aspirasi yang sudah ada.
- Kekuatan sekolah berbanding lurus dengan tingkat keberagaman keinginan unsur sekolah yang ada, dan pada tingkat kemampuan mereka untuk menyumbangkan kemampuan yang ada pada mereka dan aset yang ada untuk sekolah yang lebih baik.
- Dalam setiap unsur sekolah, pasti ada sesuatu yang berhasil. Dari pada menanyakan “ada masalah apa?” dan “bagaimana memperbaikinya?”, lebih baik bertanya “apa yang telah berhasil dilakukan?” dan “bagaimana mengupayakan lebih banyak hasil lagi?” Cara bertanya ini mendorong energi dan kreativitas.
- Menciptakan perubahan yang positif mulai dari sebuah perbincangan sederhana. Hal ini merupakan cara bagaimana manusia selalu berpikir bersama dan mencetuskan/memulai suatu tindakan.
- Suasana yang menyenangkan harus merupakan salah satu prioritas tinggi dalam setiap upaya membangun sekolah.
- Faktor utama dalam perubahan yang berkelanjutan adalah kepemimpinan lokal dan pengembangan dan pembaharuan kepemimpinan itu secara terus menerus.
- Titik awal perubahan selalu pada perubahan pola pikir (mindset) dan sikap yang positif.
Aset – aset dalam sebuah komunitas
Dalam mengatasi tantangan pada pendekatan tradisional yang digunakan untuk mengatasi permasalahan perkotaan, di mana penyedia jasa dan lembaga donor lebih menekankan pada kebutuhan dan kekurangan yang terdapat pada komunitas, Kretzmann dan McKnight menunjukkan bahwa aset yang dimiliki oleh komunitas adalah kunci dari usaha perbaikan kehidupan pada komunitas perkotaan dan pedesaan .
Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:
1. Modal Manusia
- Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang.
- Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas, atau dengan kata lain, inventarisasi perorangan dapat dikelompokkan berdasarkan sesuatu yang berhubungan dengan hati, tangan, dan kepala.
- Pendekatan lain mengelompokkan aset atau modal ini dengan melihat kecakapan seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok orang, dan kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan yang berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha, pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan bermain musik.
2. Modal Sosial
- Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan ( networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/masyarakat.
- Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan, bekerjasama, saling percaya, dan punya rasa memiliki masa depan yang sama.
- Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi. Asosiasi adalah suatu kelompok yang ada di dalam komunitas masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal. Beberapa contoh tipe asosiasi adalah berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi, kesamaan hobi, dan sebagainya. Terdapat beberapa macam bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi dan institusi. Institusi adalah suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor utama dalam proses pengembangan komunitas masyarakat.
3. Modal Fisik
Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:
- Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan.
- Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.
4. Modal Lingkungan/alam
- Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
- Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan sebagainya.
5. Modal Finansial
- Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas.
- Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal.
- Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan.
6. Modal Politik
- Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan atau kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas.
- Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti komunitas sekolah, komite pelayan kesehatan, pelayanan listrik atau air.
7. Modal Agama dan budaya
- Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan, warisan budaya, seni, dan lain-lain.
- Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah ruang geografis.
- Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan.
- Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya.
- Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.
Studi Kasus 1
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak silakan menyimak video berikut ini
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, setelah Anda menonton dan menyimak video yang menunjukkan suasana rapat guru dan kepala sekolah yang berbasis masalah/kekurangan dengan berbasis aset, kemudian menjawab pertanyaan.
Studi kasus 2
Begitu juga dengan murid kita, apabila kita mendiskusikan seorang murid bersama sesama rekan guru lainnya atau Kepala Sekolah, biasanya apakah yang kita bahas? Kekurangan atau kenakalan dari murid kita atau kebaikan atau kekuatan yang dimiliki murid kita?